
![]() |
Gambar titik aksi tolak freeport di pasar karang, Nabire pada Senin (7/4) Pagi. Foto: Yogo |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Dikabarkan empat orang massa aksi tolak Freepot di Nabire ditangkap Polisi. Penangkapan itu terjadi di Jalan Jakarta, Karang Mulia, pada saat massa aksi dan polisi bentrok seteleh negosiasi yang tidak menemukan jalan tengah.
Hal itu disampaikan salah satu massa aksi kepada awak media TaDahnews yang juga ada di situ namun tidak ditangkap. “Kami dibubarkan secara paksa dan empat kawan kami ditangkap,”
pungkas Biga Gombo, Senin, (7/4/2025) siang, Waktu Papua (WP).
Sampai berita ini diturunkan, empat orang yang ditangkap itu, yakni; Samuel Tipagau, Noprianus Mirip, Mikhael Weya, dan Yones Magai, Penasehat Hukum (PH) Maria
Kobepa, S.H., yang mendampingi aksi ini mengabarkan bahwa mereka sudah
dibebaskan.
“Empat orang itu sudah dipulangkan,” ujar PH demonstran tolak Freeport kepada TaDahnews
via-WhatsApp.
Sementara titik aksi di Pasar Karang, yang dikomandoi oleh
Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) tidak mendapatkan izin long march
dan memilih melakukan mimbar bebas di Pasar Karang di bawa kepungan gabungan aparat
keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Satuan Brigadil Mobil (Brimob) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-PolPP).
Kemudian, titik kumpul Wadio, tepat di perempatan lampu merah depan Hotel Jepara 2 (Sekarang Hotel Adamant), salah satu massa aksi, Yeti Tagi menjelaskan bahwa mereka sempat mendapatkan represif. “Kami memilih mundur dan bertahan hingga membubarkan diri,” jelas Yeti.
Sementara itu, Agustinus Sondegau, Kordinator Lapangan (Korlap) titik
aksi di Wadio menjelaskan bahwa awalnya Polisi membubarkan massa aksi tanpa
negosiasi terlebih dahulu.
“Polisi tangkap lima orang termasuk Wakil Koordinator. Sementara massa aksi yang lain dipukul, dikejar dengan rotan, dan tembakan gas air mata,” beber Sondegau.
Sondegau menambahkan, dirinya bersama massa aksi yang lainnya sempat dikejar sampai di perumahan warga dengan tembakan gas air mata dan dengan peluruh karet.
“Banyak orang mengalami luka-luka ringan di kaki, tangan, pelipis, dan masih banyak lagi yang belum terkonfirmasi,” tambah Sondegau.
Tetapi, lanjut Sondegau, massa aksi kembali kumpul di dalam tali komando dan mengambil posisi duduk di tengah jalan sambil menuntut kelima kawan massa aksinya yang sempat ditahan agar segera dibebas. "Kami tuntut untuk segera! Bebaskan kawan kami. Sehingga, kami duduk di jalan Trans Nabire-Paniai. Lantas, massa aksi mundur setelah kelima kawan kami dibebaskan," tutup Sondegau.
Sementara itu titik kumpul di Sriwini Nabire juga menghadapi situasi yang serupa. Mereka dibubarkan dengan kekuatan penuh.(#YoGo/tadahnews.com)