
![]() |
Sonny Douw, Mahasiswa asal Deiyai yang ditangkap tanpa alasan, dikurung dua hari tanpa diberi makan oleh Polres Nabire, (19/02). Foto: Dok Pribadi. |
[Tabloid Daerah], Nabire — Sonny Douw, Mahasiswa yang ditangkap tanpa alasan, dipukul, lalu ditahan selama dua hari lebih tanpa diberi makan. Ia ditangkap saat anggota Satuan Kepolisian Resort (Polres) Nabire sedang melakukan sweeping para pelajar Se-Kota Nabire yang hendak melakukan aksi tolak Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Nabire pada Senin (17/02), pukul 10 pagi.
Sonny mengaku bahwa Ia ditangkap di depan SMA YPK Tabernakel, Oyehe, pagi itu. “Saat itu saya sedang perjalanan pulang ke rumah Sriwini ikut jalan kusumabangsa,” jelasnya kepada tadah news saat mewawancarainya pada Rabu (19/02), sore.
Para anggota Polisi yang sedang ramai di depan pintu masuk sekolah tersebut segera menghentikan Sonny dan mengambil kunci motornya dari motor tanpa kata-kata.
“Naik, Ikut kami,” jelas Sonny mengulang apa yang dikatakan polisi saat itu. Sonny diarahkan ke Mobil Dalmas menuju kantor Polisi.
Sesampai di kantor Polisi, seorang anggota Polisi mengatakan bahwa “orang ini yang tadi ambil-ambil video. Pisahkan dia dari barisan pelajar,” kata Polisi itu kepada rekannya yang sedang sibuk mengatur ratusan pelajar yang sedang duduk penuhi halaman utama kantor polres Nabire.
“Saya diseret, lalu sampai di sebuah ruangan, saya dipukul.” Kata Sonny sambil menunjukan kepala bagian belakang tempat Ia mengenai pukulan.
Sonny sempat menanyakan alasan Ia dipukul, bahkan diseret ke Polres, tetapi polisi hanya mempersoalkan pemotretan video yang Ia lakukan di jalan saat di perjalanan pulang.
“Memang sebelumnya Saya sempat ambil video saat di Bukit Meriam. Karena satu truk milik Polres yang dipenuhi para pelajar. Jadi itu mengundang pandangan orang ke sana. Bukan hanya saya saja yang ambil video. Ada beberapa orang juga. Dan itu biasa saja. Tapi saya agak bingung. Kok! Sampai di kantor Polisi alasan Saya ditangkap karena mengambil gambar video tadi.” Terang Douw.
Menurut Douw Ia sempat dipukul sebanyak 3 kali dari dalam sebuah ruangan yang tertutup. Bahkan selama 2 hari lebih Ia ditahan tak diberikan makanan.
“Untung baik karena teman-teman tahanan lain yang berada di ruangan unit tahanan polres yang membagi roti dan rokok milik, mereka,” lanjut Sonny Douw.
Setelah dua hari dikurung, pukul 20.00 waktu Papua, Ia dipanggil ke ruangan kasat Reskrim untuk menandatangani surat pernyataan yang berbunyi tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. “Tapi saya bingung! Salah saya apa? Soal merekam video di pinggir jalan?” kata Sony mempertanyakan maksud dari pernyataan tersebut.
Selanjutnya Ia disuruh duduk didepan sebuah kamera Handphone milik kepolisian dan membacakan sebuah teks yang dipegang oleh satu anggota polisi berdiri di belakang kamera.
“Ko pilih. Ko bacakan ini di video atau mau dapat tahan?” kata anggota Polisi lain yang berada di ruangan kasat reskrim.
Sonny mengaku bahwa Ia sempat menolak untuk membuat video tersebut. Karena sadar bahwa Ia tak bersalah.
“saya tolak. Memilih untuk ditahan saya. Setelah menyampaikan itu saya sempat mau keluar ruangan tetapi ditarik tangan saya oleh seorang polisi yang tadinya pegang selembar kertas tadi.” Kata Sonny.
Sonny mengaku bahwa Ia mendapatkan kata-kata yang penuh intimidatif dari anggota polisi tersebut. “Ko jangan main seenaknya sendiri,” jelas Sonny mengulang kata polisi.
Akhirnya dalam kondisi keterpaksaan Ia berbicara di depan kamera sambil membaca teks yang dipegang oleh seorang polisi di belakang kamera, dan setelah itu diizinkan pulang pada Selasa, (18/02), malam. (Yohanes Gobai)
Baca Juga