Ilu, Kabupaten Puncak Jaya |
Tetapi, bukan itu yang mau dibahas di sini. Pilu? Apa yang memilihkan? Harga sembako yang meninggi sejak Pemilu 2024 kemarin.
Awal Tahun 2025, saya berada di Ilu. Keindahan permukiman yang terletak di antara perbukitan tentu memanjakan mata. Jimbenikime, suatu dataran yang dipenuhi perumahan warga, membikin hangat dahagaku disaat dinginnya puncak menghantam tubuh bertubi-tubi. Tetapi, harga sembako tak senada dengannya.
Sejak pemilu di Bulan Desember 2024 hingga belasan Januari 2024 harga beras naik. Hingga detik ini harga beras perkilo masih berada di 45 ribu rupiah.
Menurut Viani Tabuni, salah satu warga, pemilik kios (warung sembako) mengatakan bahwa pasokan sembako terhenti pada saat pemilu, kemarin.
Jalur akses sembako ke Ilu melalui darat melewati Kab. Tolikara dari Wamena. Tetapi jalur darat ini, kata Via, terhenti sejak terjadi Pemalangan di Tolikara gegara perkara pemilu. “Itu yang mengakibatkan pasokan beras sulit, dan harga juga naik,” terang perempuan Ilu ini.
Selain itu akses melalui jalur udara dari Nabire. Tetapi menurut Viani sangat jarang dipasok melalui jalur udara karena biaya kargo yang sangat mahal dari Nabire.
Selama akhir bulan Desember dan Januari warga kampung Ilu sangat kesulitan mendapatkan beras. Pasokan beras habis. Warung-warung sembako tampak kosong. “Untung mobil milik tentara yang bisa akses keluar masuk Wamena Ilu. Jadi kami bisa beli beras di sana, walaupun 45 ribu per kilo,” kata Viani saat kami ngobrol di depan warung sembako miliknya.
Viani bercerita bahwa saat akses barang ke Ilu sangat lancar normal harga beras 20 ribu per kilo. “Itu di puncak,” terang Via.
Saat saya menuliskan ini pada 13 Januari 2025, pasokan beras sudah tersisah sedikit di kantor Koramil.
Sore itu, saya pergi ke Jimbenikime menikmati udara sore sambil menunggu waktu malam tiba. Sebuah pikiran kekhawatiran melintas di ujung pikiran. Bagaimana dengan nasib warga yang berada di distrik atau perkampungan yang jauh dari Kota? Kondisi harga dan sembako di Ilu, distrik Ibu kota Kabupaten saja sudah seperti ini kondisinya.
Awalnya saya pikir karena peredaran uang yang tersumbat. Lantas warga sulit mendapatkan beras. Tetapi tidak. Itu salah. Sekalipun segitu harga beras di Ilu perputaran uang sangat terasa. Itu bisa dipastikan dengan aktivitas perjudian di sana. Roleks sangat marak dan ramai di Ilu. Aktivitas ini tidak hanya melibatkan orang dewasa saja. Ada anak usia sekolah juga ikut bermain. Ironisnya pusat judi roleks ini bertetangga dengan kantor Koramil di sana. Taruhannya dihitung dari 5 ribu rupiah.
Dengan ini, saya beri kesimpulan bahwa persoalan sulit mendapatkan sembako di Ilu bukan karena tersumbatnya keran uang dan harga yang mahal. Tetapi berdampak dari akses Bama yang tersumbat di berbagai jalur: udara dan darat. Sampai saat ini akses Bama ke Ilu belum lancar juga.
Jimbenikime, 15 Januari 2025.
Penulis adalah Sekertaris Redaksi Media Tabloid Daerah (TaDah News),Yohanes Gobay (#JohG)