KNPB Wilayah Teluk Cenderawasih Nabire Sektor Koteka Moge Menggelar Hari Ulang Tahun ke-XV di Nabire (Ist.) |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-XIII Sektor Koteka Moge (Sekomo) Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Teluk Cenderawasih Nabire digelar dengan Ibadah bersama, Penjelasan Singkat Sejarah Sekomo, dan penyampaian pidato perjuangan.
Dalam keterangan pers yang diterima Media Tadah News, Sabtu (09/11/2024), bahwa acara HUT tersebut di pandu oleh Dargoo sebagai pembawa acara dan Evangelis Keni Goo sebagai Pelayan Umat Tuhan. Dan, dibuka dengan mengiringi lagu Mars KNPB dan Mars Papua.
Tema acara yang diusung, "Panjang Umur Perjuangan, Panjang Umur Sektor Koteka Mogee", dan Sub Temanya, "Melalui Perjuangan Kita, Kita Sudah Mendapatkan Talenta Perjuangan Masing-masing".
Masuk pada Penjelasan Sejarah Sekomo, Mago menjelaskan lahirnya sektor-sektor, termasuk Sektor Koteka Moge ini karena, kebutuhan rakyat dalam memperjuangkan hak penentuan nasib sendiri.
"Kami sadari bahwa, perjuangan ini milik bersama. Karena, penindas tidak membedahkan ko dari ini, ko dari situ, ko dari sana. Atau, ko golongan ini, ko golongan itu, atau suku-agama apapun. Penindas akan mengklaim wilayah, tanah adat, energi dan mineral, batu bara, air, danau, laut, dan segala isinya, atau Sumber Daya Alam (SDA) untuk dieksploitasi melalui pintu penjajahan yang mana diaturnya regulasi dan menjadi satu kekuatan suprastruktural menari di atas Tanah Air kita West Papua yang penuh dengan tangisan dan darah ini," jelas Mago melalui keterangan pers.
Menurut Mago dalam penjelasan Sejarah Singkat Sekomo bahwa Sektor Koteka Moge ini lahir dari kebutuhan rakyat dan pentingnya kesadaran rakyat atas penjajahan dan penindasan ini.
"Rakyat harus menyadari bahwa Papua saat ini sedang darurat dan pentingnya perjuangan," tambah Mago.
Ketua Sekomo, Shon Adii, kepada media mengungkapkan melihat dengan situasi-kondisi di Papua hari ini yang sedang menuju pada muara kepunahan, kini bukan saling bertanya seberapa banyak buku yang telah kau baca. Tetapi, kini saling bertanya seberapa banyak rakyat papua yang telah kau menyadarkan untuk merebut kedaulatan yang sudah direbut paksa oleh kolonial Indonesia.
"KNPB Sekomo lahir 2011, dia masih eksis mempertahankan harkat dan martabat perjuangan Bangsa Papua merdeka. Untuk itu, dalam perjuangan jangan memandang usia, jenis kelamin karena, KNPB milik rakyat Papua, dan rakyat Papua milik KNPB. Maka berjuang bersama walaupun, banyak yang dibunuh, ditangkap, dipenjarakan, dianiaya, tapi, kami yang ada terus melanjutkan perjuangan itu sampai titik darah penghabisan," ungkap Shon Adii.
Kepada media melalui keterangan pers, Ketua Panitia HUT, Tipex menyampaikan bahwa perjalanan panjang menuju Pembebasan Nasional Papua Barat ini mengajarkan kita sama seperti kesetiaan kita kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, dan jangan takut menjadi seorang pembebas. Yaitu: Bebaskan satu umat manusia menjadi manusia pemberontak melawan tirani penindasan lebih berharga, dari pada berkotbah atau berpidato kepada banyak orang untuk tunduk pada sistem yang menindas rakyat. Sebab, diam sama saja dengan tunduk.
"Jangan terlena, dan merasa bosan. Sebab, perjuangan kita masih panjang. Tetap konsisten dalam garis perjuangan," ucap Tipex dalam keterangan pers.
Tutup Wespa Gobay, Mewakili KNPB Wilayah Teluk Cenderawasih Nabire, Kami adalah sisa dari tersisa. Banyak Kakak kami tapi, mereka mundur, banyak Kakak kami tapi, ajal sudah menjemput, banyak Kakak kami tapi, tumbang di atas tanah kami sendiri. Kini, kami yang sisa dari yang tersisa ini akan tetap berjuang hingga Pembebasan Nasional Papua Barat.
"Kami yang sisa dari yang tersisa ini biar kami kecil tapi, kemampuan kami akan coba demi banyak rakyat Papua dan Tanah Air West Papua ini. Sebab, mundur adalah penghianatan dan diam sama saja tunduk. Lawan!" tutup Wespa.(*)
Dani M Badii