Foto Bersama Usai Pembentukan Kepanitiaan FLSP - (#MelkyD-TaDah News) |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional (HAI), pada 8 September 2024 mendatang, Sejumlah Komunitas Sastra dan Literasi di Papua akan menggelar Festival Literasi dan Sastra Papua (FLSP), dan ini merupakan perdana yang akan diselenggarakan di Papua Tengah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) Kegiatan Festival Literasi dan Sastra Papua, Aleks Giyai melalui keterangan pers Panpel, bernomor: 001-PAN FLSP/II/2024.
Pegiat Sastra dan Literasi Papua ini, Aleks Giyai mengatakan, dalam rangka memperingati hari buta aksara internasional yang jatuh tepat pada tanggal 8 September 2024. Sehingga, pihaknya dan sejumlah pegiat literasi lainnya di Papua Tengah akan menyelenggarakan berbagai iven pada tahap pertama dan ada juga beberapa rangkaian acara pada tahap berikut hingga pada puncaknya kegiatan festival tersebut.
"Ada pun komunitas yang terlibat adalah Komunitas Sastra Papua (Ko'SaPa) Kolektif Streo, Kamapi Topii, Gerakan Papua Mengajar (GPM), Komunitas Korwa Membaca (Ko'Membaca), Yayasan Rumah Edukasi Mandiri (REM), Literasi Dogiyai Maju (LDM). Dan, sebagian masih dalam tahapan komunikasi," kata Aleks dalam keterangan pers Panpel, Rabu (17/7/2024).
Lebih lanjut, Giyai mengungkapkan, tujuan diselenggarakan Festival Literasi dan Sastra Papua yang pertama kali ini atau perdana, adalah untuk menjalankan program nasional. Yang mana, dilaksanakan setiap tahun. Sehingga, Festival Literasi dan Sastra ini digelar di Papua Tengah.
"Kami sadari bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, adalah tugas semua stekholder pemerintah, masyarakat dan, intelktual," ungkap Ketua Panpel, Aleks Giyai.
Giyai menambahkan, di Papua Tengah ini banyak sekali pegiat literasi yang bermunculan. Sehingga, tujuan agar menggerakkan gerakan literaasi di Tanah Papua untuk kemajuan masyarakat Papua.
"Kami sadari bahwa hidup berliterasi ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat Papua. Sehingga, kami gelar untuk bisa menjadikan kebiasaan bagi masyarakat Papua dalam mendorong literasi," pungkas Giyai.
Pemuda Papua yang penuh energik dalam dunia Sastra dan Literasi, Giyai, juga menjelaskan, dengan terselenggaranya kegiatan ini, nantinya akan membuka wacana literasi dan sastra ke semua stekholder pemerintah, masyarakat, dan intelektual bahwa pentingnya literasi dalam rangka membarantas buta aksara dan buta huruf di Tanah Papua khususnya di Papua Tengah.
"Pemerintah dapat mengambil kebijakan dalam membangun literasi, ini dalam rangka membarantas buta aksara dan buta huruf di Tanah Papua khususnya di Papua Tengah. Masyarakat melek literasi dan sastra untuk memuliahkan kehidupan Papua yang cerdas," jelas Giyai.
Menurut Aleks Giyai, pihaknya telah membahas secara singkat rundown acaranya, ada tahapan-tahapan untuk menuju hari puncaknya FLSP.
"Tahapan pertama yang akan dilakukan oleh Panpel menuju festival tersebut adalah, Diskusi dan Launching Buku, Panggung Puisi, dan Iven-iven Karya Tulis Fiksi serta non-Fiksi, seperti; Puisi, Cerpen, Cerita Rakyat, Artikel Esai, Opini , dan lainnya, yang topiknya tentang Pengembangan Literasi ke depannya di Papua Tengah," tutur Aleks Giyai, via-whatsapp.
Tutup Giyai, pada puncak kegiatan, akan dilakukan pembahasan tentang Literasi dan Sastra, juga terkait dengan pengembangannya ke depan.
"Pada puncak kegiatan, bentuk kegiatan yang akan dilakukan adalah; Pembahasan Dasar-dasar Literasi, Jenis-jenis Pendukung Literasi, Gerakan Pemberantas Buta Huruf, Gemar Baca, Gemar Tulis, Gemar Buku, Ruang Sastra, Karya Sastra Lokal, Rumusan Persiapan Kongres Literasi se-Papua, dan yang terakhir, Media Penulis. Yaitu: Lembaga Kajian Pengetahuan Lokal, Penerbitan dan Percetakan Buku. Acaranya akan diisi juga oleh Lagu-lagu, Teather, Puisi, Tarian-tarian Adat oleh suku-suku yang ada di Papua Tengah," tutup Ketua Panpel.(*)
Melkianus Dogopia