[Tabloid Daerah], Jakarta -- Usai menjalani ujian terbuka, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes., mengatakan, Tema Disertasi yang diangkat dalam Studi Doktoralnya ini merupakan hasil penelitian tentang model pelayanan kesehatan bergerak yang cocok dilakukan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, tapi juga untuk Papua keseluruhan.
Hal ini dibenarkan Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes., kepada media ini usai menjalani ujian terbuka, Rabu (20/03/2024) di Kampus IPDN Ciandak Jakarta Selatan.
Menurutnya, selain sebagai studi ilmiah untuk mempertahankan gelar akademik tapi, lebih daripada itu, dirinya berharap disertasinya ini bisa menjadi solusi baru untuk menjawab persoalan akses pelayanan kesehatan di Papua secara keseluruhan yang belum merata akibat isolasi geografi dengan topografi alam yang sulit dan menantang.
Oleh karena itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok 2 Jayapura, Papua, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes., mengatakan, Pemerintah Daerah baik itu di Kabupaten Yahukimo maupun sebagian besar kabupaten di Wilayah Pegunungan Papua lainnya harus berinovasi dengan menerapkan model pelayanan bergerak guna menjangkau masyarakat Asli Papua yang selama ini belum tersentuh pelayanan Kesehatan Papua sama sekali.
“Dengan kondisi geografis Papua yang sulit, masih banyak masyarakat Orang Asli Papua di balik gunung, lembah curam di pinggir sungai dan rawa-rawa belum bisa mengakses layanan kesehatan. Karena itu, petugas kesehatan harus bergerak dari kampung ke kampung untuk melayani masyarakat,” kata Doktor Aloysius..
Pada kesempatan itu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua, Dr. drg. Aloysius Giyai, M.Kes., juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Yahukimo, terutama Bupati dan mantan Kepala Dinas Kesehatan Yahukimo Lesman Tabuni, yang telah bersedia menerima saya untuk melakukan penelitian di tempat mereka, dengan dukungan data-data kebijakan pembangunan kesehatan, “terima kasih juga kepada Pemerintah Provinsi Papua, serta jajaran direksi, dan karyawan-karyawati RSUD Jayapura tempat saya bekerja dan mengabdi, yang telah mendukung saya. Sehingga, saya bisa berhasil meraih gelar doktor ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Oponen Ahli Eksternal Prof. Dr. Drs. Avelinus Levaan, BA,M.S., dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura mengatakan ujian disertasi Aloysius Giyai memberikan satu kontribusi baru bagi pembangunan di Papua, khususnya percepatan pelayanan kesehatan yang tepat dan efektif, baik melalui darat, laut atau sungai, dan juga udara.
“Jadi solusi model pelayanan kesehatan bergerak yang diberikan oleh Aloysius dalam disertasinya ini harus didukung regulasi dari pemerintah daerah, karena memang sangat cocok diterapkan di Papua yang wilayahnya sangat luas dan sulit,” ujar Avelinus Levaan.
Prof Levaan juga menyampaikan apresiasi kepada Aloysius selaku promovendus yang sangat menguasai teori-teori dalam disertasinya sebagai dalil untuk membangun model pelayanan kesehatan bergerak ini. Apalagi, model ini pernah diterapkannya saat ia menjadi Kepala Dinas Kesehatan Papua pada 2015 dalam program Satuan Tugas Kaki Telanjang dan Terapung.
“Saya kira hasil disertasi ini harus juga dijabarkan kepada pemerintah daerah di Papua supaya bisa dirumuskan dalam regulasi dan kebijakan pembangunan guna mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat terisolir di Papua,” ucapnya.
Tampak berderet lima puluh lebih krans bunga di sepanjang lorong kampus hingga ruang ujian berisi ucapan selamat dari berbagi pihak kepada Aloysius atas ujian promosi doktornya. Turut hadir menyaksikan ujian ini, sejumlah tokoh, intelektual dan mahasiswa yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).(*)
Admin