Foto ilusrasi.Ist |
1
Bahagia dan Derita
di satu rumah negara
mereka bercanda, kami menangis
mereka menari, kami mengungsi
mereka tidur di rumah kami ketakutan tinggalkan rumah
mereka dilindungi UU kami menerita karena UU
mereka bisa duduk bicara
kami dibunuh saat meminta bicara
mereka berpesta di tahun demokrasi
kami berlomba menghitung korban
terbuat dari apakah hatimu Indonesia?
apa boleh buat, mungkin kita harus pisah.
(Pilamo/Hameewa Marvin, Abepura)
2
Ruang Kami Dirampas
di tanah kami
kepentingan negara merampas ruang Allah kami
gedung bertingkat dan asap polusi mengoyak bumi
tangan-tangan mereka mencabik tanah jadi tak suci
mereka merebut dan lalu menghancurkan
malaikat-malaikat pencabut nyawa membiak
di ruang-ruang derita kami
berbagai rupa dan warna
lalu ada suara deru pasukan baret merah membantai
seakan yang hitam harus ditumpas
perang dunia ketiga berlangsung dalam senyap
3
Gadis Desa
di dalam pondok kayu beratap daun
dia terdiam
membisu seribu bahasa
di depan semua:
olah pikirku tak berarti
ruang hidupku dalam jerat
gerak jalanku dalam seluruh mata
itu kau buat saat mereka ke kita:
meremukkan tulang dan daging hidup kita
darah kita mereka sedot
rahim kita dicabik
kalian mau apa
saya hanya gadis desa
(Kali Pou, Putapa)
4
Kisah Cinta di Lingkaran Tungku
dulu ketika duduk melingkari tungku api
ada suara sahabat dan kerabat
kawanan serangga dan satwa hutan
dan suara api di tungku
semua memberi kehangatan
kisah cinta bersemi saat itu
terasa bagai di surga
kedamaian dan ketenangan saja yang ada
kini setelah semuanya
saat duduk melingkari tunggku
semua sibuk bicara rupiah
rupiah dijunjung dan dipuji
ada cerita cinta satu malam dengan rupiah
ada cerita nyawa manusia dibayar dengan rupiah
kisah cinta di lingkaran tungku api
kemana kau pergi?
(Wisma Tiga Raja, Abepura)