 |
| Warga korban longsor Gunung Bula sedang berduka/Dok.Kontributor-#TS |
[Tabloid Daerah], Nabire -- Warga Korban yang dilanda Bencana Longsor Gunung Bula Intan Jaya baru saja, Kamis (8/02), mendapatkan Bantuan Tanggap Darurat dari Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Sosial dan BNPB Papua Tengah. Tetapi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya, masih belum ada. Yang mana, warga korban masih berharap ada sentuhan tangan.
Perwakilan masyarakat terdampak Longsor, Tonce Sondegau membenarkan belum ada sentuhan tangan dari Pemkab Intan Jaya.
"Kami atas nama masyarakat yang berada di kampung yang dilanda Bencana Longsor. Yaitu: Wandoga, Joparu, Bilogai, Kumpalagupa, dan Degesiga, korban Longsor hanyut lima orang [satu keluarga], satu luka kritis, dan perkebunan yang tertutup Longsor, meminta agar Pemerintah Intan Jaya, segera! Mengambil langkah cepat menangani korban longsor ini," kata Tonce Sondegau.
Lanjut Tonce, pihaknya juga tidak lupa berterimakasih atas bantuan Tanggap Darurat, meskipun terbatas. Tetapi, dapat membuat para korban longsor ini bisa bertahan di tempat masing-masing.
Tambahnya lagi, Pemerintah Intan Jaya agar dapat mengambil contoh seperti Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
"Terimakasih kepada Pj Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., M.M., yang mana sudah salurkan bantuan Bahan Makanan (Bama) Tanggap Darurat, melalui Kepala Dinas sosial dan BNPB Provinsi. Papua Tengah. Hal ini agar dapat dicontohi oleh Pemerintah Intan Jaya," ungkap Sondegau.
Tutup Tonce, pihaknya sangat berharap agar secepatnya ada sentuhan tangan dari Pemkab Intan Jaya.
"Kami berharap atas nama masyarakat yang berada di kampung yang dilanda Bencana Longsor bahwa korban Longsor hanyut lima orang [satu keluarga], satu luka kritis, dan perkebunan yang tertutup Longsor, ini adalah warga korban yang berada di Wilayah Administrasi Pemerintahan Intan Jaya, untuk itu mau berharap kemana lagi," tutup Tonce penuh harap.
Hingga berita ini diturunkan, masih belum ada bantuan dari Pemkab Intan Jaya.(#MelkyD/tadahnews.com)
Reporter: Melky Dogopia
