Foto: Victor Yeimo memberikan keterangan pers usai sidang lanjutan dengan agenda pembuktian saksi/dok.tadahnews-NFA |
TaDahnews.com, Jayapura -- Usai Sidang Lanjutan
Agenda Keterangan Tiga Orang Saksi, Ini Keterangan Pers PH dan Victor Yeimo,
seperti pada yang telah diberitakan, Victor Yeimo mengatakan Proses Hukum Ini
Diarahkan Untuk "Blaming Victims".
Dalam persidangan tersebut ketiga
saksi memberikan pembuktian masing-masing. Dua saksi dari kepolisian dan
satunya dari mantan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderewasih
(Uncen) yang adalah penanggung jawab saat aksi Rasisme 19 Agustus 2019 lalu.
Pengacara Hukum (PH) Victor Yeimo meragukan
dua saksi dari kepolisian dan mendapatkan banyak fakta pada saksi Eks BEM Uncen
itu.
Victor Yeimo sebagai terdakwa atas
aksi Rasisme 19 Agustus 2019 lalu pun merasa dirinya dan rakyat Papua dilukai
oleh karena Rasis.
"Inikan sebenarnya proses hukum
diarahkan untuk 'Blaming Victim', menuduh korban. Biarkan saja
pengadilan ini membuktikan bahwa kita sudah sebagai korban Rasisme, monyet,
lalu kita yang monyet ini dihukum lagi. Saya pikir dengan beberapa kali
pengadilan ini, kalau dibuka terang-benderang itukan membuktikan juga bahwa ini
'Blaming Victim'. Saya sudah dihina sebagai monyet, kami kan
sudah lihat bahwa pelaku sendiri hanya satu orang dan dipenjara enam tahun,
yang lain dibiarkan. Lalu, kita yang lain masuk penjara sampai sakit, sampai
dikriminalisasi demikian," tutur Victor Yeimo.
Victor Yeimo, lebih lanjut lagi
dalam keterangan pers itu mengatakan Inilah yang berulang kali saya kasih tahu
bahwa ini Rasisme Struktural yang ada di dalam watak penguasa, watak penguasa
yang ada sudah lama.
Victor Yeimo juga dalam akhir
keterangan pers juga menyampaikan bahwa aksi Rasisme ini tidak dipolitisir oleh
siapa pun, termasuk dirinya dan Komite Nasioanl Papua Barat (KNPB).
"Menganggap bahwa aksi Rasis
itu dikoordinir atau dikomandoi oleh Benny Wenda, Veronika Coman, Victor Yeimo,
ULMWP, KNPB, itu saja, 'mindset', ada semacam 'mindset'
bahwa orang Papua itu binatang yang, seperti binatang yang mudah dihasut oleh
orang-orang ini, begitu. Padahal, aksi rasis itu sakit hati semua orang Papua,
bukan hasil hasutan dari saya, hasil hasutan dari Benny Wenda. Dengan
mengatakan demikian, sebenarnya Indonesia juga sedang menghancurkan martabat
kami, menganggap bahwa orang papua itu adalah binatang yang disuruh-suruh untuk
buat kejahatan. Inikan tidak," tutup Victor Yeimo.(NFA/tadahnews.com)
Reporter: Natalia
Florentin Agapa
Editor: Melky Dogopia