Saat Pengukuhan 14 Kepala Suku di 14 Distrik Kabupaten Nabire/@tadahnews.LambertMagai |
TaDahnews.com, Nabire -- Kegiatan Perayaan Natal dan
Lepas-Sambut Tahun Baru 2023 (Nataru), Keluarga Besar Siriwo, Mapia, Piyaye,
Topo, dan Wanggar (SIMAPITOWA) menggelar Ibadah Oikumene. Setelah Pengukuhan 14
Kepala Suku di wilayah SIMAPITOWA, Bupati Kabupaten Nabire Juga Memberikan
Sambutan.
Kegiatan Perayaan tersebut dilaksanakan pada Rabu (11/01/2023),
Pukul 10:00 Waktu Papua (WP), bertempat di Graha Bhetesda, Jalan Surojo Tanojo,
Nabire, Papua Tengah. susunan acara, diawali dengan Pembukaan, Laporan ketua
panitia, Ibadah Perayaan Nataru, Pembacaan singkat keberadaan tanah dan manusia
SIMAPITOWA, Pengukuhan 14 Kepala Suku di wilayah SIMAPITOWA, Sambutan,
Ramah Tama, dan diakhiri Penutup.
Pantauan tadahnews.com, acara Ibadah
Perayaan Nataru tersebut, ini temanya; "Maka Pulanglah Mereka ke Negerinya
Melalui Jalan Lain, (Matius 2: 12)", dan berlandaskan sub
tema; ”Melalui perayaan Natal keluarga besar SIMAPITOWA, kita dituntut untuk
senantiasa bijaksana dalam berfikir, dan bertindak dalam kehidupan dan
pelayanan secara pribadi, keluarga, serta masyarakat, (Mazmur 119:66)".
Dan, dipimpin langsung oleh Pastor Hubertus Magai,
Pr.
Pastor Magai dalam kotbahnya, ketika ada
senyum akan menghadirkan suka-cita injil yang kita dengar hari ini, memberikan
kekuatan kepada kita. Allah menghadirkan di bumi alam SIMAPITOWA dengan maksud
dan tujunan tertentu.
"Memaknai Tuhan Yesus telah lahir di
Kandang Domba akan membawa terang bagi umat manusia seperti, parah orang majus
dari timur datang menyembah Yesus. Allah menghadirkan mereka tiga raja, ini,
memunyai tujuan utuk datang menyembah Yesus melalui bintang terang itu. Meraka
mengetahui bahwa di sana akan lahir seorang bayi Yesus sang penyelamat bagi
umat manusia," Kotbah Pastor Magai, dikutip tadahnews.com.
Saat ditemui tadahnews.com, Bupati
Kabupaten Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si., memperjelas keberadaan Tanah dan
Manusia asal SIMAPITOA, dan mengajak, tegas kepada orang SIMAPITOWA bahwa
mengolah Sumber Daya Alam (SDA) dan stop dengan penyakit sosial, juga
pengaruh-pengaruh negaitf dari luar.
”Hak ulayat orang asli SIMAPITOWA diapit
oleh beberapa kabupaten, yakni; Kabupaten Nabire, Dogiyai, Kaimana, Timika.
Dan, potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang kami miliki, identitas orang Mapia,
ini, jangan terlena dengan situasi main togel, mabuk-mabuk, dan hidup dari
hasil palang, itu bukan identitas orang Mapia. Tetapi, hiduplah dari hasil olah
tanah, menanam baik tumbuh-tumbuhan ubi, keladi baik jangka menengah maupun
jangka panjang," tegas Bupati Mesak kepada tadahnews.com.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan jalan
trans Nabire-Ilaga sudah ada tinggal upaya kita bahwa masyarakat di pinggir
jalan yang kita susah jangkau, pemermintah minta supaya masyarakat ini mereka
merapat ke pinggir jalan supaya, kita menjadi pelaku ekonomi di sepanjag jalan,
di belakang kita bisa bikin kebun dan piara ternak.
Bupati menjelaskan agar masyarakat, lebih
khusus SIMAPITOWA bisa akses Pendidikan, Gereja, Tempat Tinggal atau Rumah
Layak Huni, dan juga berharap bisa menjadi pelaku ekonomi di pinggiran jalan
trans tesebut.
"Kita juga sedang bangun sekolah di
Kilometer 86. Dan, tahun ini kita bangun Gereja di Kilometer 93. Kita juga
sudah bangun rumah masyarakat, tinggal bagian dari Dipa datang turun di pinggir
jalan. Dan, Tahun 2023, ini, kita akan bangun di Kilometer 86 masyarakat Dipa
akan turun termasuk juga menou," Tutur Bupati.
Kepala suku Mee Rayon SIMAPITOWA, Fabianus Tebai sambil
melantik, mengukuhkan 14 Kepala Suku, menyampaikan terkait dengan kepercayaan,
Iman kita terhadap Yang Maha Kuasa, Tuhan yang kita sembah ini tidak boleh
banyak-banyak.
"Kita tidak boleh memilih banyak
agama. Tetapi, satu Tuhan yang kita sembah, dalam artian (Bhineka Tunggal Ika)
berbeda beda tapi, tetap satu jiwa. Dan, Saya melantik 14 Kepalah Suku dari 14
Distrik di Kabupaten Nabire, ini, berdasarkan dasar hukum, dengan tujuan untuk
menjaga tanah hak ulayat, orang SIMAPITOA sendiri menjaga ketertiban-keamanan
bersama, dan menjaga manusia di wilayah Tota Mapiha agar aman dan damai, tidak
boleh saling mengganggu satu sama lain," pungkas Tebai.
Bupati beserta rombongan, dan tamu undangan sedang mengikuti pengukuhan 14 kepala suku yang dikukuhkan oleh Kepala suku Mee Rayon SIMAPITOWA, Fabianus Tebai/@tadah.LambertMagai |
Ketua Panitia Ibadah Oikumene Perayaan
Nataru, Frans U. Magai menyampaikan dalam sambutannya bahwa perayaan Natal ini,
hampir dari dalam perut (bayi) sampai kepada orang tua, sudah mulai menyatakan
dirinya bahwa pentingnya persatuan dan kesatuan. Buktinya mereka semua hadir
dan bisa melakukan perayaan Natal bersama-sama. Dimana, ada kegiatan mereka
akan hadir.
"Harus ada kesatuan dan persatuan,
harus ada se-ia, se-kata, se-perasaan, se-pendapat untuk mencapai sesuatu yang
besar. Sehingga, perayaan Natal ini warga SIMAPITOWA, saya sangat mengharapkan.
Dimana, kesatuan dan persatuan harus dijaga. Kita lain dari yang lain,"
Harap Ketua Panitia.
Tutup Ketua Panitia lebih meminta dan
berharap agar tunduk di bawah aturan adat dam budaya.
"Dalam artian bawah budaya kita Damu
adalah sesuatu yang orang tua larang itu, tidak boleh pegang, lihat, tidak
boleh rabah. Damu artinya melarang segala sesuatu, karena jika melanggar akan
merugikan diri sendiri, dan kepada keluarga, juga kaum kelompok orang lain.
Dimana, kehadiran raja damai ini, biarlah kedamaian itu bisa bergema di dalam hati
dan jiwa kami masing-masing” tutup Ketua Panitia.
Penulis
Lambertus Magai
Editor: Angsel H