Foto: Vinsen Dogomo (25 Tahun), Korban Luka Tembak di Paha bagian kanan. Tembakan terjadi di Tugomani, Mapia, Dogiyai, Papua Tengah oleh aparat Brimob, Sabtu (21/1/2023)/Dok.SaksidanKorban |
TaDahnews.com, Nabire -- Saksi mata yang juga sebagai korban membeberkan kejadian yang menyatakan bahwa ada Senjata Api (Senpi) dalam truk yang melintas Paniai-Nabire, awalnya sopir truk memancing dengan uang 10 ribu rupiah, dan disusul tembakan ke arah atas, juga ke arah warga yang baru saja mengambil uang tapi, salah. Karena tidak terima, tiga truk itu dikejar, tidak dapat. Setelah kembalinya, dijemput dengan tembakan rentetan oleh aparat satuan Brimob, Salah satu warga kena di paha.
Warga yang
hampir saja terkena kepala dan mengejar ketiga truk itu bernama, Yance Dogomo
(Korban) yang juga sebagai saksi dalam berita ini. Dirinya tidak sendiri.
Mereka ada lima orang mengejar truk yang memancing dengan uang 10 ribu rupiah
dan tiba-tiba melepaskan tembakan itu.
"Kami
ada lima orang, sedang berjalan dari Kampung Gopouya dan tiba di sebelah Kali
Degeuwo, di depan jalan masuk ke Gereja GKII di Gopouya. Kami memarkir motor
untuk membeli Kukubima dan Susu. Dari arah Mapia, datang truk sebanyak tiga
buah dan tiba tepat di depan kami. Kami saat itu ada di pinggir jalan, dan
kebetulan jalan di situ sedang rusak. Sopir mungkin berpikir kami sedang palang
jalan dan tagih uang habis perbaiki jalan, mungkin demikian, karena itu sopir
di truk pertama menjatuhkan uang 10 ribu rupiah. Padahal, kami juga membawa
uang, kami tidak palang jalan juga. Tetapi, karena uang Rp 10 ribu rupiah
dilemparkan oleh sopir dari atas truk ke bawah, maka saya pungut uang tersebut
untuk tambah-tambah beli Kukubima dan Susu," Jelas Yance Dogomo, Senin (23/1/2023).
Dari laporan
saksi yang diterima tadahnews.com menjelaskan, mereka tidak memalang jalan dan
tidak mengonsumsi minuman beralkohol (Minol).
"Posisi
kami tidak salah apa-apa. Kami tidak minum mabuk. Kami juga tidak palang jalan.
Kami hanya sedang memarkir motor untuk membeli Kukubima dan Susu. Karena itu,
kami tidak menerima bila ada tembakan dibuang di udara dan diarahkan lurus ke
arah saya dan peluru lewat di atas kepala saya. Karena tidak terima, kami
berlima mengejar tiga truk itu dari belakang menggunakan dua motor. Tujuan kami
mengejar adalah untuk meminta penjelasan dan memberikan peringatan supaya
anggota militer tidak boleh lagi menakuti masyarakat dan mengeluarkan tembakan
tanpa alasan yang jelas," tutur Yance Dogomo.
Yance Dogomo
menambahkan, karena kaget dan tidak terima, kami kejar mereka dari belakang.
Tiga truk itu laju dengan sangat cepat juga. Kami kejar sampai di Kampung
Ugida. Kami tidak dapat mereka. Karena, kami takut juga, maka kami berhenti
mengejar sampai di kampung Ugida.
Mereka
berlima tidak melanjutkan pengejaran karena ada perasaan takut yang muncul.
Yance Dogomo kepada media ini, membeberkan kejadian setelah hendak kembali.
Saat kami
kembali, tepat di Tugomani, ada beberapa anggota Brimob di situ. Ternyata, di
situ ada satu truk yang menyerempet ke pinggir jalan sehingga penumpang dan
sopir truk sedang pindah ke mobil Hilux yang diparkir di situ juga. Begitu
lihat kami, tidak tahu entah apa masalahnya, kami langsung ditembaki oleh para
anggota Brimob tersebut. Banyak sekali peluru yang ditembakkan. Kami berlima
lari ke kiri dan kanan jalan, bersama masuk ke hutan. Ada satu orang teman kami
yang kena tembakan.
Identitas
korban kena tembakan, nama, Vinsen Dogomo (25 Tahun), kena luka tembak dengan
peluru tajam di tulang paha dekat lutut (tulangnya hancur) bagian kanan.
Setelah
Brimob dan penumpang serta sopir truk itu masuk dalam Mobil Hilux, mereka
pergi. Kami membawa teman kami ke Puskesmas Bomomani. Saat itu, teman kami
Vinsen Dogomo mendapatkan perawatan di Puskesmas Bomomani. Di jalan ada banyak
pemuda yang datang ke arah kami karena, kaget dengan bunyi tembakan.
Saat itu
kami tidak tahu soal ada korban yang lain atas nama Yulianus Tebai (28 Tahun).
Almarhum Yulianus Tebai tidak termasuk rombongan kami yang ditembak di Jalan
masuk Gereja GKII Gopouya dan tidak termasuk dalam pengejaran tiga truk
tersebut.
Tetapi, saat
kami membawa Vinsen Dogomo ke rumah sakit, di lokasi kejadiannya, kami melihat
motornya terbaring di tanah tapi, saat itu kami tidak tahu bahwa pemiliknya
sudah ditembak mati.
Akhir
keterangan Yance, setelah teman kami Vinsen Dogomo dirawat di Puskesmas
Bomomani, Saya dengan teman yang lain pergi ke Polsek (Kepolisian Sektor) Bomomani
dan kami lapor kepada polisi yang piket di sana bahwa kami ditembaki dua kali
di Gopouya jalan masuk ke Gereja GKII dan di Tugomani.