Oleh Hendrikus Gobai*)
Saatnya, Kita Orang Asli Papua (OAP) berhenti merusak alam sebagai pelindung hidup bagi manusia Papua. Karena, alam adalah ibarat manusia yang selalu memberi stamina tubuh agar tetap mempertahankan nafas kehidupan di atas alamnya itu sendiri. Yaitu: di Papua.
Allah menciptakan alam ini indah dan sempurna. Tetapi, akibat ulah manusia, alam makin menjadi rusak, dan kerusakan alam itu berakibat fatal bagi kehidupan manusia Papua. Jika, hal ini terus terjadi maka tidak ada harapan hidup bagi manusia Papua. Apalagi harapan perjuangan kita, OAP. Maksud dari ulasan saya adalah, berjuang sambil menjaga alam dan budaya. Itu akan lebih penting daripada berjuang tanpa keyakinan alam dan budaya maka perjuangan kita pun akan sia-sia belaka.
Kita, sebagai OAP, pentingnya jaga alam dan jangan jual alam. Sebab, alam bisa memakan manusia sehingga, tidak ada generasi berikutnya yang akan melanjutkan kelestarian keutuhan alam untuk generasi berikutnya.
Artinya, tindakan manusia yang sedang merusak keutuhan alam ciptaan hanya karena, kepentingan Politik-Ekonomi ilegal di atas Tanah Papua itu, harus dihentikan dan pentingkan bagaimana kesadaran untuk menjaga dan mengolah semua kebutuhan alam ciptaan-Nya sesuai apa yang telah menjadi kebudayaan orang Papua, seperti; dengan berkebun untuk memenuhi hidup OAP.
Alam itu bagian dari hidup dan pelaku hidup adalah manusia. Manusia tidak harus memperkosa alam yang sebagai sumber hidup bagi umat manusia Papua. Oleh karena itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari alam yang sebagai pelindung dalam sepanjang kehidupan manusia Papua.
Kita sadari bersama bahwa, Allah (Ugatamee, dalam bahasa suku Mee) menciptakan alam ini dari hari pertama sampai hari kelima, pada akhirnya diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Sebab, setelah bumi tertata dan tercipta dengan baik, pada hari ke-Enam Allah menempatkan manusia di atas bumi.
Manusia dapat hidup karena, sebelumnya Tuhan telah ciptakan alam dengan teratur agar manusia tetap hidup dengan rasa bersyukur yang sedalam-dalamnya atas penciptaan-Nya. Jangan sekali-kali merusak alam yang diciptakan oleh Tuhan, jangan merusak alam yang Tuhan ciptakan yang selalu memberikan kejagaan suplaian bagi tubuh manusia Papua.
Manusia pada alam merupakan sumber hidup secara berdampingan dan selalu saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alam dan alam juga memiliki makna ketika alam dihidupi manusia.
Dengan itu, manusia jangan pernah merusak dan menjual alam semesta dengan uang yang kini dipentingkan oleh negara kolonial Indonesia, kapitalis, dan elit politik di atas Tanah Papua. Sehingga, bisa saja manusia makan manusia, manusia layak menjual alam, jual tanah dengan sembarangan terhadap orang yang berkepentingan untuk Politik-Ekonomi Ilegal.
Karena, saat ini, saya menilai banyak perilaku manusia yang gampang merusak alam yang diciptakan oleh Tuhan. Padahal, penciptaanya supaya manusia tetap hidup dengan kokoh dari hasil alamnya. Penulis tegaskan kepada seluruh Masyarakat Adat Papua agar jangan merusak alam karena, suatu kepentingan tertentu yang pada akhirnya memarginalisasi masyarakat adat setempat di seluruh pelosok Tanah Papua.
Perjuangan kita, masih dalam proses. Selagi proses untuk membebaskan diri dari perilaku manusia yang tidak beretika terhadap alam Papua. Kita sadar pada alam dan budaya yang mampu melawan segala perilaku manusia untuk merusak alam dan budaya kita, yang sumber dari alamnya itu sendiri. Karna tanpa alam dan budaya, manusia tidak bisa hidup dan tak mampu untuk memperjuangkan sehingga harapan besar pun akan diruntuh oleh tertentu orang yang berkepentingannya melehkam kekuatan alam yang selalu mengawasi dan melindungi dalam perjuangan kita orang asli Papua dari diatas alam leluhurnya kita sendiri.
Oleh karena itu, untuk memperpanjangkan perjuangan hidup orang asli Papua dan tidaknya kembali pada alam dan budaya manusia Papua itu sendiri. Selain itu, kita orang Papua juga tetap percaya pada keyakinan budaya dan adat istiadat yang diwariskan dari alam leluhur orang Papua
Jangan juga terlalu terdoktrin oleh keyakinan-keyakinan budaya luar yang untuk menjajah dan mencuri segala hak alam dan budaya yang dimilik oleh Orang Asli Papua. Kini saatnya untuk kita orang asli Papua kembali merenungkan potensi alam dan budaya yang telah membentuk keyakinan hidup yang sejati bagi manusia Papua
Penulis artikel ini adalah Salah satu Mahasiswa di Universitas Cenderawasih, Jayapura-Papua.