Foto KNPB Mapia Usai Membecakan Pernyataan Sikap Bebaskan Victro Yeimo, Korban Rasis Tanpa Syarat/Doc.KNPBmapia |
TaDahnews.com, Nabire -- Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Mapia, Sektor Atoupugi, Seksi Palang Merah mengkoordinir semua anggota KNPB Mapia dan telah melakuakan Doa Adat yang dihadiri oleh masyarakat wilayah tota mapiha, demi pembebasan tanpa syarat tiga tahanan politik, yakni; Victor Yeimo (VY), Juru Bicara (Jubir) Internasional KNPB dan Petisi Rakyat Papua (PRP). Ketua KNPB Wilayah Timika, Yanto Awerkion. Dan, Ketua KNPB Wilayah Sorong Raya, Adam Sorri. Mereka saat ini di tahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP).
Kepada tadahnews.com, Ketua Palang Merah, Yohanes Boga membenarkan bahwa dirinya mengkoordinir semua anggota KNPB Wilayah Mapia dan masyarakat sekitar antusias mengikuti Doa Adat tersebut.
Boga juga mengatakan melalui pesan tertulis kepada tadahnews.com, bahwa di bawah kolong langit dianut, dihormati, hanya ada tiga hukum, yakni; Hukum Mutlak (Ya dan Amin) yang berasal dari Tuhan, Hukum Adat yang telah berelasi dengan moyang kami dahulu hingga sampai saat ini dan kedepannya lagi, dan Hukum Pemerintah yang saat ini dipakai tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
"Doa yang kami lakukan ini atas dasar Hukum Adat. Dan, saya sebagai Ketua Seksi Palang Merah, saya harus lakukan Doa Adat dengan tujuan untuk ketika tahanan yang ditahan oleh pihak kepolisian kolonial, ini harus segera dibebaskan tanpa syarat," tegas Seksi Palang Merah dalam keterangan pers itu, Kamis (19/01/2023).
Lanjut Boga, bahwa Victor Yeimo itu bukan pelaku rasis, jelas bahwa dia korban rasis. Malah negara melalui aparat keamanan menangkap dan mengadili, ini sangat sadis tindakannya.
Senada dengan Boga, Jubir KNPB Wilayah Mapia, Musa Boma juga mengatakan Doa Adat ini dilanjutkan dengan Puasa bersama.
"Bahwa kami lakukan doa adat, kami lakukan puasa. Apapun, yang kami lakukan ini dengan tujuan hanya satu. Yaitu: Ketika tahanan politik ditahan, maka harus dibebaskan dari terali besi kolonial Indonesia," kata Boma dalam pesan tertulis kepada tadahnews.com.
Boma menambahkan, dengan tindakan dan perlakuan oleh negara melalui Aparat TNI dan Polri terhadap rakyat bangsa Papua, ini mengajak dan membisik ke telinga kami bahwa sangat jelas kami tidak ada harapan hidup bersama Indonesia
Tutup Boma, Oleh sebab itulah komitmen KNPB, kami berjuang hingga titik penghabisan darah kami sampai Hak Penentuan Nasib Sendiri sebagai solusi tunggal bagi rakyat bangsa Papua terjadi.
"Tidak ada masa depan bersama Indonesia. Hukum dan kehidupan sosial, politik, dan di segala lini kehidupan di Tanah Papua masih saja ada diskriminasi rasial, hukum akan mengadili yang minoritas, yang lemah, sedangkan yang berkuasa akan mengatasnamakan NKRI dan Pembangunan Infrastruktur sehingga seenaknya melanggar hukum yang sebenarnya dan menjadi anti kemanusiaan," tutup Boma.
Admin