Foto: Thomas Dogomo (24 Tahun) terbaring kesakitan di rumah, kena luka tembak bagian kaki kiri dari arah Koramil Bomomani/Dok.KorbanSaksi |
TaDahnews.com, Nabire -- Keheboan terjadi di Bomomani, Dogiyai dikarenakan warga sekitar mendengar ada korban tembak mati atas nama Yulianus Tebai, korban luka-luka atas nama VinsenDogomo dan Amandus Dogomo. Spontan, masyarakat melampiaskan kemarahan dengan berteriak mengungkapkan kemarahan. Dalam situasi yang tidak terkendali seperti itu, Kios-kios di Pasar Bomomani terbakar. Sementara korban luka tembak di kaki kanan itu, Warga Bomomani, Thomas Dogomo (24 Tahun) melewati pasar dan di depan Koramil Bomomani, dirinya ditembak dari arah Koramil, Sabtu (21/1/2023).
Korban yang juga sebagai saksi itu memberikan keterangan tertulis dari kesaksiannya kepada tadahnews.com.
Sekitar Pukul 16:00 sore waktu Papua (WP), Thomas Dogomo dari arah Selatan Kompleks Pasar Bomomani hendak kembali ke rumah di Ekago (di
utara, melewati Kompleks Pasar dan Koramil Bomomani). Dirinya telah melewati Kompleks Pasar yang baru terbakar dengan was-was dan takut. Tetapi, dirinya tidak
sendirian. Di situ ada banyak orang yang berlalu-lalang di jalan besar tersebut, ada
yang dari arah utara ke selatan dan ada yang dari arah selatan ke utara. Dan, Thomas
juga sedang berjalan pulang ke rumahnya.
"Saya telah berhasil melewati Kompleks Pasar yang baru terbakar. Tiba di depan Koramil, tepatnya di depan
kios milik salah satu anggota militer di Bomomani, namanya Sadimin, saya
diteriaki oleh anggota militer yang ada di Koramil dengan kata-kata seperti
ini; 'dia juga anggota, dia juga
anggota.' Mereka berkata begitu sambil
tunjuk saya dan berlari ke arah saya. Dari situ, saya dikejar dan ditangkap oleh
sekitar lima orang anggota militer tapi, saya berhasil melepaskan diri dengan
berontak, lalu saya berusaha lari. Saya tidak tahu saya salah apa, dan saya
anggota apa dalam teriakan mereka," beber Thoman dalam keterangan kesaksiannya.
Berikutnya, dari kelompok pertama sekitar lima
orang anggota di jalan masuk Koramil saya berhasil lolos. Dari sisi pagar utara
Koramil ada satu kelompok lagi yang berusaha tangkap saya tapi, saya berhasil
lolos. Dan, dari depan SMPN 1 Mapia ada satu kelompok lagi yang mencoba menangkap saya tapi
saya berusaha menghindarkan diri.
Tiba-tiba ada bunyi tembakan dan
saya langsung terjatuh. Kaki saya yang kiri kena di antara betis dan tumit kaki.
Saya kena tembakan langsung di tulang, ada tembakan
lagi, dan peluru kikis di kepala saya, saat itu posisi saya sudah terjatuh di
tanah.
Setelah itu, dua orang anggota
militer menarik dua kaki saya sepanjang jalan. Setelah beberapa meter saya
diseret ada empat orang tentara pegang dua tangan dan dua kaki saya, lalu saya
dilempar ke atas terpal hitam yang sudah dialas di halaman depan Koramil.
Setelah saya di atas terpal hitam tersebut, saya dibungkus pakai terpal itu,
digulung sangat rapat.
Saya tidak bisa merontak karena,
saya sudah dibungkus. Kaki saya sangat nyeri dan untuk beberapa waktu mungkin
saya tidak sadar. Saat saya sadar saya mendengar suara "Kaka Iyai" anggota DPRD
Kabupaten Dogiyai.
Kakak DPR, saya sedang meninggal
di sini, spontan saya teriak-teriak begitu dari dalam bungkusan terpal karena,
mendengar suara DPR Iyai di sekitar saya.
Kakak DPR datang ke dekat saya dan
tanya saya siapa. Saya beritahu bahwa saya Thomas Dogomo, dan DPR melakukan
negosiasi dengan anggota pasukan di Koramil Bomomani, lalu saya dibawa ke rumah
saya.
Saya sampai sekarang masih
menjalani perawatan dan pengobatan dari rumah saya di Ugida. (*)