Membaca "Feminis A-z" Oleh Magdalene |
Artikel, TaDahnews.com -- Kita telah dan sedang dalam menghadapi sebuah pro-kontra terhadap cara pandang perempuan terhadap kehidupannya dan cara laki-laki memerlakukan perempuan. Entah itu dari kehidupan sosial, ekonomi, politik, adat-budaya, dan macam-macam.
Namun jauh sebelum kita masuk dalam pandangan "Feminis A-Z" di media https://magdalene.co/ atau menurut "Magdalene". Sekedar membuka arah pandang kita dari sejarah sampai pada aliran feminisme. Juga sejarah feminisme, membahas sejarahnya dan penjabarannya. Yaitu: Dasar-dasar Feminisme, Pengantar Memahami Feminisme, dan Feminisme Sebagai Ilmu Pengetahuan. Dilanjutkan dengan perkembangannya di Amerika Serikat. Kemudian, alirannya.
Feminisme juga memunyai aliran. Yaitu: Feminisme Liberal, Feminisme Radikal, Feminisme Post Moderen, Feminisme Anarkis, Feminisme Marxis, Feminisme Sosialis, Feminisme Pascakolonial, Feminisme Nordik
Feminisme (berasal dari kata feminin dalam bahasa Prancis) adalah sebuah kata sifat yang berarti "kewanitaan" atau menunjukkan sifat perempuan. Feminisme merupakan aliran pergerakan wanita yang memperjuangkan hak-hak perempuan.
Gerakan dan ideologi yang bertujuan untuk mencapai tingkat gender yang bernaung pada hak asasi manusia (HAM).
Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan memperjuangkan hak-hak wanita, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai (?)
Perlakuan gender yang bernaung pada hak asasi di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial.[1][2][3][4][5] Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki dan bahwa perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut.[6] Upaya untuk mengubahnya termasuk dalam memerangi stereotip gender serta berusaha membangun peluang pendidikan dan profesional yang setara dengan laki-laki.
Gerakan feminis telah dan terus mengkampanyekan hak-hak perempuan termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, mendapatkan upah yang adil, upah yang setara dan menghilangkan kesenjangan upah gender, untuk memiliki properti, mendapatkan pendidikan, masuk kontrak, memiliki hak yang sama dalam pernikahan dan untuk memiliki cuti kehamilan. Feminis berupaya melindungi wanita dari tindak kekerasan integrasi sosial, untuk melindungi perempuan dari pemerkosaan, pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.[7] Perubahan dalam berpakaian dan aktivitas fisik yang dapat diterima sering menjadi bagian dari gerakan feminis.[8]
Beberapa cendekiawan menganggap kampanye feminis sebagai kekuatan utama di balik perubahan sosial utama dalam sejarah terhadap hak-hak perempuan, khususnya di Barat, di mana mereka hampir secara universal dihargai atas pencapaian hak pilih perempuan, bahasa netral gender, hak reproduksi bagi perempuan (termasuk akses terhadap kontrasepsi dan hak untuk memasuki kontrak dan memiliki properti.[9] Meski anjuran feminis terutama berfokus pada hak-hak perempuan, beberapa feminis, termasuk Bell hooks, berpendapat untuk memasukkan pembebasan laki-laki di dalam tujuan feminisme karena mereka percaya bahwa laki-laki juga dirugikan oleh peran gender tradisional mereka.[10] Teori feminis, yang muncul dari gerakan feminis, bertujuan untuk memahami sifat ketidaksetaraan gender dengan memeriksa peran sosial dan pengalaman hidup perempuan; ini telah mengembangkan teori-teori dalam berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi isu-isu tentang gender.[11][12]
Banyak gerakan dan ideologi feminis yang telah berkembang selama tahun-tahun terakhir ini serta mewakili berbagai sudut pandang dan tujuan. Beberapa bentuk feminisme telah dikritik karena hanya memperhitungkan perspektif kulit putih, kelas menengah, dan berpendidikan tinggi. Kritik ini mengarah pada penciptaan bentuk-bentuk feminisme yang spesifik secara etnis dan multikultural, termasuk feminisme kulit hitam dan feminisme interseksional.[13]
________________________________________________________________