Tolak DOB, SMRP : Sempat Lima Titik Aksi Damai Nabire Diblokade Dan Konflik, Aspirasi Diterima Di Kantor DPRD Nabire |
TaDahnews.com, Nabire -- Aksi Demonstrasi (Demo) Damai Tolak Rencana Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Di Nabire, Sesuai Seruan Aksi Dari Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua (SMRP) Yang Dimulai Dari Beberapa (lima) Titik Kumpul, Ini, Diblokade Pihak Gabungan Aparat Keamanan (Tentara dan Polisi), Dan Di Salah Satu Titik Sempat Terjadi Konflik Yang Dipicu Oleh Anggota Provost dan Tendangan Oleh Anggota Polisi Mengakibatkan Korban Luka Tembak Dan Penangkapan. Meskipun Demikian, Aspirasi Diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire Di Kantor.
Menurut pantauan media ini, lima titik kumpul memang diblokade.
Titik kumpul Depan Rumah Sakit Daerah Siriwini, dibongkar aparat keamanan kepolisian, dan wartawan tadahnews.com, wagadei.com, kabarmapega.com, juga beberapa media lainnya dilarang untuk meliput. Akhirnya, beberapa massa dan panitia aksi merapat ke Titik Pasar Karang. Dan, di situ juga, ada sekitar 30-an anggota kepolisian berjaga, sementara sebagian besarnya bergabung menjaga keamanan di titik kumpul lainnya.
Titik kumpul di Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) diblokade di dalam kampus.
Di titik kumpul perapatan Hotel Jepara 2, diblokade oleh aparat kepolisian bersama dengan kendaraan mobil, motor, dan Truk Dalmas polisi.
Titik SP Satu (1) juga sama, Diblokade. Titik ini dijaga ketat oleh gabungan Tentara dan Polisi.
Sama dengan Titik Pasar Karang, gabungan Tentara dan Polisi, juga Provost yang memblokade jalannya aksi demo damai.
Negosiasi demi negosiasi dilakukan oleh negosiator aksi di setiap titik. Tetapi, karena tidak diperbolehkan untuk melakukan aksi demo damai secara long march ke sasaran aksi, maka beberapa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire datang menjemput aspirasi di Pasar Karang.
Massa aksi Perwakilan dari sektor Tani, Mama-mama Pasar, Masyarakat Adat, Pelajar, Mahasiswa, Tokoh Perempuan, Perwakilan Aparatur Sipil Negara (ASN), Pemuda dan Rakyat, menolak jikalau Aspirasi dijemput oleh DPRD. Massa meminta agar Aspirasi diserahkan di kantor DPRD.
Selang beberapa menit, DPRD mencoba berkomunikasi dengan Kapolres agar permintaan massa aksi ini diterima.
Saat menunggu itu, barulah kekacauan di Titik Kumpul Pasar Karang terjadi yang dipicu oleh Provost dan dilanjutkan dengan tendangan keras oleh anggota polisi yang bertugas di tempat itu. Hal ini mengakibatkan kekacauan terjadi.
Adapun beberapa korban luka-luka massa aksi, termasuk satu pengojek, dan satu luka tembak di bagian kaki kanan. Setelah itu, ada lima orang yang diangkut ke Polres untuk dimintai keterangan. Lima orang tersebut didampingi oleh LBH yang telah mendapatkan kuasa atas penanganan hukum jalannya aksi demo damai.
Di saat kekacauan terjadi, DPRD menjemput aspirasi di titik kumpul SP 1. Tetapi, di titik kumpul yang lain, sedang melakukan long march ke kantor DPRD. Sesampainya di kantor DPRD, massa aksi masih ditutupi pagar dan di jaga ketat oleh kepolisian.
DPRD pun usai dari titik kumpul SP satu, mereka datang dan sekaligus membuka pagar kantor DPRD itu. Massa aksi yang berada di depan pun segera memasuki dan menduduki halaman kantor DPRD.
Orasi demi orasi, bergantian dari perwakilan-perwakilan kampus, pelajar, sektor Tani, Mama-mama Pasar, Masyarakat Adat, Pemuda dan Rakyat, ASN, berbagai elemen masyarakat di Nabire yang tergabung dalam SMRP mendapatkan kesempatan menyampaikan pendapat mereka tentang "Tolak DOB, Tolak Otsus Jilid II, Bebaskan Victor Yeimo Tanpa Syarat, Dan Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Rakyat Papua".
Tutup aksi demo damai, koordinator umum SMRP menekankan agar dibentuknya Pansus guna mengawal aspirasi ini ke tingkatan DPRD Provinsi Papua, MRP, kemudian agar bisa dilanjutkan ke Pusat, Jakarta. (*)
Redaksi