Foto: Mesak Magai S.Sos., M.Si., dan Visi, Misi, Program Prioritas/ Dok. TaDahNews.com |
Pada tanggal 08 November 2020 kemarin, dalam kunjungannya ke Tim Pemenangan Relawan Millenial MESI, pukul 16.00 sore Waktu Papua (WP), memberikan pengertian atas beberapa pertanyaan miring selama ini terkait saat Mesak pernah sebagai Wakil Bupati Kabupaten Nabire.
“Dulu, saya manajer sepak bola, Persinab itu pernah saya bawa sampai Serui, Sorong, Ternate, Binjai, Jawa Tengah, sudah saya dorong sampai Divisi II, dan sudah tidak ada dana, akhirnya saya mundur,” tutur Mesak Magai saat tanya-jawab, dikutip media ini.
Lanjutnya, pada saat itu utuk menghidupi atau membiayai Persinab, saya berinisiatif dan mengambil beberapa kebijakan, diantaranya adalah dengan menaikan harga barang bangunan, Semen Impor, dan bahan makanan, pangan nasional atau Beras di Dolog dengan menaikan harga selisih Rp 5000,00-, itu artinya, kupon untuk pembangunan Persinab 5000, saya tambah. Hanya karena, Bupati saya waktu itu tidak mengerti dan tidak mau membantu dalam kemajuan salah satu cabang olahraga ini mewakili Nabire dan dari Kabupaten Nabire sendiri.
Wakil Bupati pada saat itu adalah Mesak Magai, yang saat ini maju mengikuti kontestasi Politik Pilkada serentak tahun 2020 ini, Nomor Urut 2, Pasangan Calon (Paslon) Mesak – Ismail, ini, pada saat itu juga Bupatinya adalah Isaias Douw masa jabatan 2010 – 2015, yang tahun ini 2020, Istrinya Yuvinia Mote sedang diusung oleh suaminya Isaias Douw, ikut dalam Kontestasi Politik Pilkada juga setelah suaminya pimpin Nabire selama dua periode atau 10 Tahun seperti ini, yang dalam hal Olahraga Persinab saja tidak dibangun, malah memakai nama lain dan keluarganya yang pimpin, dan malah ada upaya untuk menggantikan Pak Wakil Bupati sebagai manajer waktu itu.
“Pada saat kebijakan saya untuk menghidupi Persinab itu, Bupati tidak setuju untuk saya pimpin maka Bupati dia utus ketua KNPI Nabire, Pak Paul Moubi Mote waktu itu, untuk pergi ke Jayapura ketemu Grup IPL karena, waktu itu ada dualisme Liga Sepak Bola Indonesia, yaitu; ISL dan IPL, sehingga ada satu surat yang turun ke saya bahwa ISL yang sedang berjalan di Nabire itu tidak sah, dan saya tanya Bupati, mana yang kita ikut agar Persinab ini tetap hidup tetapi jawab Bupati lain, dia bilang kita ikut yang Boas,” jelas Mesak Magai saat tanya-jawab dalam kunjungannya di Posko Relawan Millenial MESI terkait kegiatan kepemudaan di Nabire yang sudah 10 tahun mati ini.
Semangat Mesak Magai tidak berhenti sampai di situ, dan terus mendorong maju anak-anak yang tergabung di dalam Persinab ini.
“Kami minta Persinab bisa main di Nabire tapi, Bupati tidak setuju maka, saya minta tuan rumah di Serui dan saya bawa Persinab ke Serui, kami tim Persinab bersyukur bahwa Tuhan itu baik dan Tuhan jawab, kita bisa bermain dan hasilnya juga anak-anak bola Persinab bisa diangkat untuk kerja,” kata Mesak dengan nada sedih.
Tambahnya, anak-anak Persinab itu ada yang dikontrak ke Persekam Kaimana dan ditahan jadi pegawai negeri di sana, ada yang ditahan di Waropen dan jadi pegawai negeri di sana, dan ada sekitar tujuh orang yang langsung ditarik di Bank Papua.
“Jadi terkait lapangan kerja, bukan hanya dari satu sisi, seperti; tidak harus menunggu waktu untuk ikut tes CPNS tetapi juga, anak-anak kita ini bisa kerja asal kita menyediakan tempat atau lapangan bagi mereka untuk mengembangkan skil, bakat, dan minat mereka agar mereka bisa mengangkat kekuatan, kemampuan, dan daya mereka di lapangan hijau, di sirkuit motor, meja bilyar, seni bela diri, bulu tangkis, dan pokoknya macam-macam,” imbuh Mesak Magai di Posko Relawan Millenial MESI.
Terkait hal ini bahwa kata Mesak Magai telah tercantum dalam Visi dan Misi saya dan pak Wakil Ismail.
“Di dalam Visi dan Misi saya itu, ada satu bidang adalah mengangkat potensi yang ada pada anak-anak kami melalui Skil, Bakat, dan Minat, pendidikan formal dan non formal, itu menjadi bagian dan tugas penting bagi saya dan juga kita bisa minta ke Pemerintah Pusat buka Balai Latihan Kerja supaya melalui BLK ini bisa membuka lapangan kerja, dan bagian ini juga merupakan kelanjutan saya, seperti; anak-anak di Persinab lalu,” jelas Mesak Magai sambil tersenyum.
Untuk melanjutkan dari apa yang telah dilakukan dan diupayakan oleh Mesak Magai hingga telah ada hasil walapun tidak ada dukungan dari Bupatinya pada saat itu, di kota sentral ini Mesak memunyai konsep agar semua terjangkau.
“Di kabupaten ini, ini kota sentral, kita ini semua adalah pelaku-pelaku menuju perubahan Nabire baru, saya sendiri juga tidak mampu untuk saya bangun, ketika, Tuhan percayakan saya jadi Bupati Kabupaten Nabire, kita semua akan bergandeng tangan untuk kita semua,” pungkas Mesak.
Terkait hal-hal pandangan miring saat Mesak Magai sebagai wakil dari Isaias Douw periode 2010 – 2015 lalu, kita bisa memahami peran Mesak pada saat itu terbatasi dengan Politik Pemerintahan Dinasti dan salah satunya, seperti; Persinab diubah menjadi Nabire Putra yang dipimpin oleh anaknya sendiri, dan lainnya.