Foto: Apap |
PERNYATAAN SIKAP
Asosiasi Pedagang Asli Papua
Perhatikan dan Prioritaskan Keberpihakan Ekonomi Orang Asli Papua di Nabire
Sudah 20 tahun Otonomi Khusus (Otsus) diberikan pemerintah Indonesia untuk mensejahterakan orang asli Papua. Berdasarkan Undang-Undang Otsus Tahun 2001, sebagian dana Otsus dibagi khusus untuk pembangunan orang asli Papua, baik itu pembangunan UMKM, Koperasi, dan pasar khusus mama-mama pedagang dan semua orang asli Papua.
Otsus akan dievaluasi kembali pada tahun 2021 besok. Pada kenyataannya, orang asli Papua, mama-mama pedagang asli Papua masih terpinggir secara ekonomi.
Pasar-pasar sentral masih dikuasai oleh pedagang migran. Orang Papua masih tersingkir secara ekonomi karena dianggap tidak produktif. Mama-mama masih berjualan di pinggir-pinggir jalan amperan.
Pasar khusus orang asli Papua sampai saat ini belum dibangun di seluruh tanah Papua. Pemerintah provinsi dan kabupaten selalu mengatakan dengan alasan, pemerintah pusat berikan uang tetapi kebijakan dan wewenang tidak diberikan.
Kondisi rill orang asli Papua, terutama mama-mama pedagang asli Papua masih sangat prihatin. Kondisi pedagang asli Papua terpinggir dibanding pedagang-pedangang migran. Mama-mama masih berjualan di pinggir-pinggir jalan, di depan-depan tumpukan sampah pasar, mama-mama merasa tersaingi dan terpinggirkan.
Perspektif pemerintah dan masyarakat elit umum selalu memandang mama-mama masih tersingkir karena kesalahan mama-mama sendiri. Mama-mama selalu dipandang sebelah mata karena hanya selalu melihat dari sisi mama-mama sewa tempat di pasar, hanya ingin cepat jadi dan dibeli di pinggir-pinggir jalan, kurang berpendidikan dan pengetahuan, dan lain-lain. Tidak hanya pemerintah dan masyarakat elit, tetapi sampai ke lembaga-lembaga masyarakat dan lain-lain.
Mama-mama pedagang asli Papua dan orang asli Papua secara umum masih dianggap sangat tidak produktif. Ketergantungan dibuat secara struktural oleh pemerintah pusat lewat dana-dana Otsus yang membuat orang Papua tidak produktif.
Kondisi mama-mama pedagang asli Papua di Pasar Sentral Karang Turaritis, Pasar Sentral Oyehe, Pasar Sentral Kalibobo sangat memprihatinkan. Bupati ganti bupati masih belum mampu mengubah kondisi ekonomi mama-mama pedagang asli Papua.
Tidak hanya pasar-pasar sentral, banyak pasar-pasar kaget yang terbentuk karena ketidakperhatian pemerintah terhadap kondisi ini.
Banyak mama-mama masih berjualan di pingir-pinggir jalan Pasar Karang Tumaritis, Mama-mama berjualan di pinggir jalan. Begitu juga di pasar Oyehe dan Kalibobo. Mama-mama tidak memiliki tempat yang layak.
Pasar yang dibangun pun tidak dibuat menjadi prioritas. Akhirnya mama-mama tidak mampu berjualan dan bersaing dengan pedagang migran.
Melalui program nawacita, Presiden Jokowi memprogramkan 5000 pasar di seluruh Indonesia. Tetapi pasar yang dibangun dan dikelolah BUMD di Pasar Kalibobo tidak kontekstual. Mama-mama tidak mampu dipaksakan harus sama seperti pedagang-pedagang.
Kondisi pasar Oyehe juga mama-mama pedagang asli Papua berjualan di terminal-terminal, dekat tumpukan sampah, dan di tempat yang berdebu.
Mama-mama tidak mendapatkan hak dan prioritas yang sama dengan banyak pedagang pada umumnya. Ini membuat ekonomi orang asli Papua, terutama peagang asli Papua tersinggir dan dan tertindas di tanahnya sendiri.
Begitu juga di sektor koperasi dan UMKM. Sistem pengelolahan koperasi yang modern dan pengembangan UMKM tidak ada bimbingan, pembinaan, dan pelatihan buat mama-mama pedagang asli Papua dan secara umum orang asli Papua.
Sistem pengelolahan dan menajemen koperasi dan UMKM nyatanya masih jauh dan masih belum memprioritaskan orang asli Papua.
Saat ini Nabire akan selenggarakan Pilkada. Bupati ganti bupati kondisi mama-mama dan orang asli Papua di sektor pasar, koperasi, dan UMKM tidak beruba-beruba dari tahun ke tahun. Banyak janji-janji tetapi tidak ada realiasi di lapangan yang mampu merubah wajah mama-mama pedagang asli Papua.
Melihat dan merasakan sendiri kondisi ini, kami Asosiasi Pedagang Asli Papua (APAP) dan mewakili mama-mama pedagang asli Papua menyatakan sikap:
Pertama: Bangun pasar tradisional khusus orang asli Papua. Pasar yang layak khusus buat semua mama-mama dan semua pedagang asli Papua untuk membangun ekonomi mandiri.
Kedua: Bantuan dan pengembangan UMKM dan Koperasi untuk mama-mama dan semua pedagang asli Papua harus diprioritaskan.
Demikian pernyataan sikap ini kami buat. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Mikael Kudiai
Juru Bicara APAP
Pernyataan ini dimuat lagi di:
https://jubi.co.id/mama-mama-papua-belum-rasakan-manfaat.../
https://suarameepago.com/.../apap-perhatikan-dan.../
https://kabarmapegaa.com/.../pernyataan_sikap_apap